Sabtu, 12 Mei 2012

Valentine Day : The Facts and Origin

Bulan februari adalah bulan kasih sayang, demikian kata orang banyak. Ya, itu semua karena adanya tanggal 14 Februari yang dikenal sebagai Valentine Day. Tapi apa kita tau apa Valentine Day itu dan darimana asal usul perayaan itu??

Lupercalia
Mungkin sebagian dari kita ada yang pernah dengar kisah legenda soal berdirinya bangsa Romawi. Menurut legenda, Romawi didirikan oleh dua bersaudara, Remus dan Romulus. Keduanya diasuh oleh serigala (bahasa Itali nya : LUPO) pada waktu kecil. Lupercalia adalah festival yang dirayakan bangsa Romawi untuk menghormati si serigala, sekaligus juga dewa gembala Lupercus. Pada festival yang jatuh pada 15 Februari ini, ada tradisi dimana para gadis menulis nama mereka diatas selembar kertas, lalu memasukkannya ke sebuah guci. Nama-nama di guci itu lalu akan diambil cowo-cowo bujangan yang kemudian akan merayakan hari Lupercalia tadi bareng si cewe. Tidak jarang dari hal ini bisa muncul pasangan yang berlanjut ke pernikahan.

Terus, apa hubungannya perayaan ini sama Valentine Day??


Ketika Romawi kemudian dipimpin Kaisar Claudius II yang sangat kejam, sang kaisar memerintahkan anak-anak muda harus selalu siap perang. Sang kaisar merasa salah satu penghambat hal ini adalah hubungan cinta. Namanya anak muda, kalau lagi dikirim ke medan perang pasti selalu merindukan pujaan hati di rumah. Oleh karena itu maka sang kaisar melarang prajuritnya menikah termasuk juga melarang festival Lupercalia yang sering dipandang sebagai ajang mencari jodoh anak-anak muda Romawi.


Valentinus
Adalah seorang uskup bernama Valentinus yang konon juga hidup waktu itu. Uskup ini sering berkotbah soal cinta kasih. Melihat aturan kaisar yang kejam tadi, ia pun merasa kasihan. Maka diam-diam ia memimpin pemberkatan nikah anak-anak muda yang dipaksa jadi prajurit itu. Namun akhirnya kaisar mengetahui hal ini dan Valentinus pun dihukum mati. Tapi menjelang kematiannya, Valentinus sempat mengirim sebuah surat pada putri sipir penjara yang jadi sahabatnya selama menanti hukuman. Surat itu diakhiri dengan ucapan "From your Valentine" tapi dalam bahasa Romawi. Ini terjadi pada 14 Februari. Sejak saat itulah diadakan peringatan Valentine Day. Dan ucapan di kartu tadi menjadi kebiasaan.

Is it a Myth?
Akurat atau tidaknya cerita ini pada dasarnya masih belum terbukti. Pihak gereja Katolik bahkan mengatakan belum bisa memastikan keberadaan uskup bernama Valentinus yang menjadi dasar tradisi ini. Catatan perayaan hari Valentine sendiri bersumber dari catatan Geoffrey Chaucer, seorang penyair yang entah pada waktu itu cuma mengarang cerita atau berdasarkan catatan sejarah. Di jaman modern ini, tradisi mengirim kartu menyatakan kasih sayang pertama kali tercatat dilakukan Charles, seorang bangsawan dari Orleans, buat istrinya pada tahun 1415. Kartu Valentine komersil sendiri baru mulai ada di tahun 1800-an. Sementara tradisi memberi coklat juga ternyata adalah pengaruh cara bangsa Jepang merayakan hari kasih sayang  yang dimulai pada tahun 1930-an.

Sementara tradisi bangsa lain juga banyak yang merayakan hari kasih sayang. Di Tiongkok ada Festival Qixi yang dirayain di bulan tujuh kaleder China. Bangsa India juga kenal hari Kamadewa (dewa Cinta). Dan bangsa Yahudi kenal perayaan Tu B'Av yang juga perayaan bertema cinta.

Bagaimana dengan orang Kristen? Bolehkah kita merayakan hari Valentine?
Hari Valentine memang bukan perayaan Kristen, begitu pula dengan perayaan-perayaan lain seperti perayaan hari kemerdekaan. Kalau mau anti Valentine ya silahkan saja. Tapi bila kita menanggapi hari Valentine dengan hikmat, yaitu untuk mengingatkan kita kembali untuk saling mengasihi orang-orang terdekat kita, mengasihi sesama kita maupun musuh kita, dan tentu saja mengasihi Tuhan, kenapa tidak? Tentu sah-sah saja jika kita merayakannya. Kuncinya adalah bagaimana kita memaknainya. Kasih itulah yang terpenting dari segala pernik Valentine.

0 komentar:



Posting Komentar